Rabu, 31 Desember 2014
Internalisasi Nilai-Nilai
Posted on 12/31/2014 06:55:00 AM by Unknown
PERMANENSI PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU
Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization). Integritas sebagai suatu proses sosial yang ditujukan untuk mengatasi korupsi di Indonesia, dengan demikian salah satu upaya perubahannya dapat dilakukan melalui tiga proses perubahan sosial dari Kelman dan Brigham tersebut.
Kesediaan
Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance) adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh untuk berintegritas dari orang lain atau dari kelompok lain, dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. Kesediaan semacam ini biasanya tidak berasal dari hati kecil atau hati nurani seseorang, tetapi lebih merupakan cara untuk sekedar memperoleh reaksi positif seperti pujian, dukungan, simpati dan semacamnya sambil menghindari hal-hal yang dianggap negatif, atau sering disebut sebagai pencitraan. Perubahan perilaku terkait integritas dengan proses "kesediaan" ini tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama tersedia reaksi positif dari perilaku integritas. Namun walaupun demikian proses "kesediaan" untuk memperoleh aksi positif tidak selalu berarti jelek, kadang hal tersebut diperlukan dalam pergaulan sosial, namun akan menjadi tidak tepat ketiga proses perubahan sosial jenis "kesediaan" menjadi orientasi dan mendapatkan prioritas tinggi dalam alokasi sumber daya dan energi.
Identifikasi
Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru integritas seseorang at kelompok lain dikarenakan integritas sudah sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan yang memberikan pengaruh terkait integritas. Pada anak-anak dan orang berusia muda proses identifikasi tampak jelas, dengan mudah kita dapat mengamati adanya peniruan sikap dari model yang diidolakannya. identifikasi bukan selalu berarti meniru sikap positif yang serupa, akan tetapi dapat juga berupa pengambilan sikap yang diperkirakan a
Sebagai contoh, seorang pekerja menunjukkan perilaku berintegritas sebagaimana yang diharapkan oleh pimpinan atau atasannya, dan menjalankan nasihat serta saran atasannya tersebut dengan maksud untuk memelihara hubungan baik dengan atasan yang memiliki harapan tertentu pada dirinya.
Identifikasi dapat terjadi sekalipun integritas yang ditiru itu belum tentu sesuai dan memuaskan bagi individu yang bersangkutan, akan tetapi dikarenakan integritas itu membawa pada kepuasan hubungan dengan orang lain. Kepuasan hubungan tersebut berhubungan dengan situasi tertentu, tempat individu berada dan peran apa yang dibawakan.
Seorang pegawai akan berintegritas sebagaimana idealnya seorang pegawai di kantor, akan tetapi dia akan mengidentifikasikan integritas sebagaimana idealnya seorang ayah apabila se h vfmn
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar