GEMAS NGASO BAHAGIA
Geledah Masalah Ngaji Solusi Bahagia
- Peserta berpasangan menjadi satu kelompok untuk berdiskusi dan menentukan siapa yang paling patut di teladani terkait pendidikan anak dari tokoh dalam cerita sebagai berikut :
Pak Umar Bakri bapak dari Ujang, Pak Umar Bakri berharap anaknya menjadi dokter, sehingga dari sejak kecil selalu ditanamkan disiplin waktu dengan berbagai aturan yang ketat. Pak Umar Bakri membiasakan Ujang untuk :
- Setiap hari Ujang harus membaca buku minimal 10 halaman
- Setiap hari belajar di meja belajar saat jam belajar masyarakat (antara jam 19.00 sampai jam 21.00)
- Pada saat bermain maupun setelahnya, alat permainannya harus selalu rapih dan tidak rusak
Kebiasaan tersebut dilakukan agar Ujang menjadi anak yang pintar dan terbiasa teratur dan bertanggung jawab. Pak Umar Bakri sudah membeli banyak buku dan alat permainan untuk Ujang. Pak Umar Bakri sering pula membantu dengan membacakan buku dan ikut bermain agar Ujang semangat belajar, Namun semakin hari Ujang merasa bosan dan semakin malas belajar, padahal Ujang termasuk anak yang aktif dan banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak biasa dilakukan oleh anak seusianya
Desa tempat Ujang tinggal, merupakan desa yang generasi tuanya merupakan pekerja seni, baik tari, nyanyian, lukisan maupun kerajinan. Namun sejak perkembangan teknologi multi media, terutama televisi dan internet membuat kebiasaan berkesenian semakin berkurang peminatnya, sehingga anak-anak segenerasi dengan Ujang, kalaupun mereka tampil dan belajar semua seni tersebut baik disekolah maupun sangar seni, sekedar rutinitas sebagai kewajiban dan keinginan untuk menyenangkan orang tuanya yang akan ditampilkan dalam setiap perayaan 17 Agustusan atau perayaan-perayaan keluarga seperti pernikahan dan khitanan. Ujang dan kawan-kawan melakukan kegiatan seni sebatas gerakan dan suara yang mereka tidak menjiwai makna dan spirit dari kegiatan seninya.
Desa tempat Ujang tinggal kebetulan menjadi tempat praktek kuliah kerja mahasiswa tentang Pendidikan dan Keluarga Bahagia. Salah satu mahasiswa itu adalah Hanif, yang melakukan kunjungan ke Rumah Pak Umar Bakri. Kesempatan tersebut digunakan Pak Umar Bakri untuk berkonsultasi tentang Ujang yang bosan dan malas belajar.
Hanif sangat ahli dalam mendongeng, sehingga ia bersedia membantu Pak UmarBakri untuk meningkatkan semangat belajar Ujang dengan berbagai cerita menarik, sekaligus juga menanamkan nilai-nilai kejujuran, peduli, adil, dan berbagai nilai kebaikan lainnya. Selain melalui dongeng Hanif juga terkadang menggunakan media film, wayang, boneka untuk membuat dongengnya semakin menarik. Pak Umar Bakri sangat senang sekali dan yakin anaknya akan semangat belajar lagi.
Hanif berinisiatif melakukan pendekatan secara komprehensif, Ia berasumsi bahwa malasnya Ujang belajar bisa jadi karena metode pembelajaran disekolah. Saat datang ke sekolah tempat Ujang belajar, Hanif bertemu dengan Pak Gembira, salah seorang guru Ujang disekolah, Pak Gembira seorang guru teladan karena kemampuannya untuk menghasilkan berbagai multi media pembelajaran dengan teknologi yang canggih, diantaranya dengan berbagai permainan aplikasi tentang nilai-nilai kebaikan melalui aplikasi dikomputer dan handphone yang sangat menarik.
Melihat kemampuan Pak Gembira, maka Hanif berubah asumsi tentang metode pembelajaran disekolah, Hanif malah berencana berkolaborasi dengan Pak Gembira untuk mengatasi masalah malas belajarnya Ujang. Saat diskusi antara Hanif dan Pak Gembira muncul kesimpulan bersama bahwa yang dialami oleh Ujang banyak pula dialami oleh murid-murid lainnya.
Pak Gembira, Pak Umar Bakri dan Hanif berdiskusi untuk membuat solusi bersama. Kebetulan Pak Bakri mempunyai rumah dan halaman yang luas, dari pertemuan tersebut disepakati untuk membuat RUMAH BAHAGIA, rumah Pak Umar Bakri selain sebagai rumah dibuat menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat untuk pendidikan anak dan keluarga bahagia, berupa taman untuk bermain dan belajar sebagai pelengkap pembelajaran bagi sekolah-sekolah yang dekat dengan rumah Pak Umar Bakri.
Pak Gembira dan Hanif bekerja sama memulai untuk membuat RUMAH BAHAGIA dapat berjalan secara efektif. Mereka berkontribusi dengan waktu dan kemampuan yang mereka miliki, hingga RUMAH BAHAGIA dapat menjadi tempat yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
2. Selanjutnya peserta membentuk kelompok berdasarkan pilihan tokohnya kemudian:
- Diskusikan dalam kelompok masing-masing mengapa tokoh yang dipilihnya adalah yang paling layak untuk diteladani
- Yakinkan kelompok lainnya, mengapa tokoh tersebut yang paling layak untuk diteladani
- Diskusikan dalam kelas tokoh ideal yang paling patut diteladani.
3. Kegiatan dilanjutkan dengan lomba belajar tentang “apa saja aktivitas dengan pendekatan SAKTI (Simple, Akurat, Konsentrasi, Total & Implementatif) dan SUPER (Simple, Unik, Pola, Energi dan Rahasia) yang dibutuhkan di RUMAH BAHAGIA?”
0 komentar:
Posting Komentar